Pelestarian Seni Tradisional Randai dalam Arus Globalisasi: Refleksi Pengalaman Pengabdian Masyarakat di Kenagarian Padang Laweh Malalo, Tanah Datar

  • Syamsir Syamsir Universitas Negeri Padang
  • Jumiati Jumiati Universitas Negeri Padang
  • Nora Eka Putri Universitas Negeri Padang
  • Ideal Putra Universitas Negeri Padang

Abstract

This article was a reflection from experiences of Community Service program among younger generation in Padang Laweh Malalo Village at Tanah Datar Regency. This program was intended to increase the understanding, awareness, and skills the younger generation to the importance of preserving the traditional arts of randai as one of the cultural heritages and at the same time the potential and tourist attraction that has been neglected all this time. This program was inspired by various conditions that indicated the lack of interest, awareness, and skills of the younger generation in preserving this randai art, while on the other hand traditional randai art could be used as an attraction and is a potential for cultural tourism that can be packaged and adapted to the current context. On the other side, the preservation of traditional art like Randai in the face of massive globalization required a comprehensive and multi-faceted approach. This approach included efforts such as documentation, education, partnerships, adaptation, youth engagement, and policy development. Based on this phenomena, various coaching, training and management programs had been done to improve the abilities and skills of the partner groups, especially the youth group who were members of the "Sanggar Seni Salapan Suku" group at Kenagarian Padang Laweh Malalo Tanah Datar, both in terms of knowledge and skills, in order to increase the professionalism of youth groups and it is hope that they could become pioneers and motivators for other youth generations in the development of traditional randai arts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Chandra, Riki. (2018). “Randai, Tradisi Minangkabau yang Menjaga Generasi Muda dari Huru-Hara”. Sumber: https://www.jawapos.com/features/30/08/ 2018/randai-tradisi-minangkabau-yang-menjaga-generasi-muda-dari-huru-hara/
Elvira, S., Putra, R E., & Rahman, H. (2022). “Analisis Status Keberlanjutan Agrowisata Berbasis Pertanian Berkelanjutan: Studi Kasus Kebun Strawberry Upang”. JSEP (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian). Vol. 15 (2). https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/view/30767
Firdaus, F., & Hafid, F. (2022). “Persepsi Mahasiswa terhadap Kesenian Randai Minangkabau (Studi Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Kota Padang Tahun 2022)”. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan. Vol. 20 (2). https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/didaktika/article/view/10297
Hartono, R., Hartoyo, A., & Hairida, H. (2022). “Pemanfaatan Budaya Lokal untuk Meningkatkan Kompetensi Global Siswa”. Jurnal BasicEdu. Vol. 6 (4). https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3602
Indrayuda, I., & Samsuddin, M E. (2021). “Changes in Form and Style in Randai Performance at The Minangkabau Diaspora in Malaysia”. Harmonia (Journal of Arts Reseach and Education. Vol. 21 (2). https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/32043
Irhandayaningsih, Ana. (2018). “Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang” ANUVA, Volume 2 (1): 19-27, 2018.
Irianto, A.M. (2017). “Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi”. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, vol. 12, no. 1. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/15640/0
Kemenkumham RI. (2010). Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Kemenkumham RI.
Mantri, Yaya Mulya. (2014). “Peran Pemuda Dalam Pelestarian Seni Tradisional Benjang Guna Meningkatkan Ketahanan Budaya Daerah (Studi Di Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Provinsi Jawa Barat). Jurnal Ketahanan Nasional No. XX (3) Desember 2014.
Mundayat, Arif. A. (2016). “Indonesia-Malaysia Cultural Network of Minangkabau Diaspora: A Preliminary Finding”. In Jurnal Melayu Bil (Vol. 15, Issue 2).
Putri, Deria Pradana. (2015). “Makna Simbolik Randai Sebagai Kesenian Masyarakat Minangkabau di Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat” Jurnal JOM FISIP, Volume 2 No. 2 – Oktober 2015.
Quraysshyhaq, A., & Santosa, A B. (2021). Wajah Baru Ronggeng Kedempling di Kabupaten Majalengka (Suatu Kajian Historis Tahun 2000-2018). Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Vol. 10 (1). https://ejournal.upi.edu/index.php/factum/article/view/28750/17030
Rahmah, Nola Eka. (2016) “Keberadaan Tari Randai Ilau di Sanggar Singo Barantai Saniangbaka Sebagai Upaya Pelestarian Kebudayaan. Skripsi. Program Studi Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.
Rustiyanti, Sri, at. all. (2013). “Estetika Tari Minang dalam Kesenian Randai Analisis Tekstual Kontekstual”. Jurnal Seni dan Budaya Panggung, 23 (1), 42—55.
Seha, Nur, et al. (2014). “Fungsi Teater Rakyat Ubrug Bagi Masyarakat Banten”. Atavisme, 17 (1). 107-120.
Suryawan, IG. Agung Jaya. (2018). “Permainan Tradisional Sebagai Media Pelestarian Budaya dan Penanaman Nilai Karakter Bangsa”. Genta Hredaya, Volume 2, No. 2, September 2018.
Susanti, Desi dan Wenhendri. (2019). “Melestarikan Seni Tradisi Melalui Pembinaan Randai di Nagari Sungai Landia. Jurnal Batoboh. Padangpanjang: ISI.
Weldi, Alex Trio. (2015). “Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Randai di Desa Koto Gadang Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam”. Jurnal JOM FISIP, Volume 2 No. 1 – Februari 2015.
Published
2023-11-07
How to Cite
SYAMSIR, Syamsir et al. Pelestarian Seni Tradisional Randai dalam Arus Globalisasi: Refleksi Pengalaman Pengabdian Masyarakat di Kenagarian Padang Laweh Malalo, Tanah Datar. JESS (Journal of Education on Social Science), [S.l.], v. 7, n. 2, p. 207 - 218, nov. 2023. ISSN 2550-0147. Available at: <http://jess.ppj.unp.ac.id/index.php/JESS/article/view/539>. Date accessed: 27 july 2024. doi: https://doi.org/10.24036/jess.v7i2.539.